Kata Pengantar
Pariwisata
dewasa ini menjadi salah satu andalan pemacu pertumbuhan ekonomi, hal ini
ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke satu lokasi,
sekaligus mendorong aktivitas ekonomi masyarakat di lokasi yang bersangkutan.
Melalui pariwisata, masyarakat secara langsung terlibat dalam berbagai kegiatan
yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas maupun atraksi wisata.
Sebagai Negara berkembang, Indonesia terus aktif mengembangkan diri
dalam segala bidang. Diantaranya pengembangan pada sektor pariwisata terus
dioptimalkan. Dalam penyusunan kebijakan meskipun sektor ini sering dirumuskan,
namun ternyata dalam praktiknya masih mengalami kendala. Sektor pariwisata
dikembangkan tidak semata-mata untuk pariwisata itu sendiri, namun diselaraskan
dan disesuaikan dengan tujuan pembangunan nasional. Untuk memudahkan
pengembangan pariwisata nasional lebih lanjut, maka pemerintah mengambil
langkah strategis dengan menyerahkan pembinaannya pada pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Hal ini dianggap akan lebih memudahkan pengembangannya dan
koordinasi pembangunan daerah. Di sisi lain pariwisata merupakan sektor dinamik
dan banyak dipengaruhi oleh eksternalitas. Oleh karena itu pengembangan memang
mengacu pada visi kedepan. Sedangkan pengembangan yang ditempuh, adalah
optimalisasi sumber daya alam.
Bila
dikaitkan dengan Undang-undang No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas) tahun 2000-2004 yang antara lain ditetapkan, “Basis
pengembangan pariwisata adalah potensi sumber daya keragaman budaya, seni
dan alam (pesona alam). Pengembangan sumberdaya tersebut dikelola melalui
peningkatan nilai tambah sumberdaya secara terpadu antara pengembangan
produk pariwisata dan pengembangan pemasaran pariwisata melalui pendekatan
pemberdayaan masyarakat lokal dalam rangka pengembangan pariwisata berbasis
kerakyatan (community-based tourism development)” Pengembangan
pariwisata berbasis kerakyatan di daerah pesisir merupakan hal relatif baru.
Khususnya dibidang pariwisata Indonesia yang selama ini ditangani pusat, dan
sekarang harus ditangani oleh daerah, padahal daerah sendiri belum siap untuk
tujuan tersebut.
Masih
terbatasnya dukungan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pariwisata
telah mengakibatkan menurunnya daya tarik obyek wisata. Pola pengelolaan
kawasan pariwisata yang tidak menyeluruh (comprehensive) telah menimbulkan
dampak negatif yang mengakibatkan menurunnya daya tarik obyek wisata, misalnya
timbulnya kerusakan lingkungan, meningkatnya urbanisasi ke lokasi obyek wisata
yang telah meningkatkan permasalahan sosial antara lain meningkatnya tindak
kejahatan dan kegiatan sektor informal yang tidak terkendali.
Berdasarkan
hal tersebut, perlu ditetapkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk
mendorong pengembangan kegiatan pariwisata. Kebijakan-kebijakan tersebut
harus mengakomodir prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan seperti yang
tertuang dalam Pacific Ministers Conference on Tourism and Environment di
Maldivest tahun 1997 yang meliputi kesejahteraan lokal, penciptaan lapangan
kerja, konservasi sumber daya alam, pemeliharaan dan peningkatan kualitas
hidup, dan equity inter dan antar generasi dalam distribusi kesejahteraan.
Dalam
perkembangannya, prinsip-prinsip di atas telah dielaborasi menjadi partisipasi,
keikutsertaan para pelaku (stakeholder), kepemilikan lokal, penggunaan sumber
daya secara berkelanjutan, mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian
terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta
promosi. Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam
pengembangan wilayah yang bertujuan untuk mendukung beberapa prinsip di atas,
yaitu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidup.
Penataan ruang tidak hanya memberikan arahan lokasi investasi, tetapi juga
memberikan jaminan terpeliharanya ruang yang berkualitas dan mempertahankan
keberadaan obyek-obyek wisata sebagai aset bangsa. Dalam pengembangan kegiatan
pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin
sustainable development guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang bertujuan untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya
guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan kepentingan
kesejahteraan dan keamanan.
Existensi
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis ) dan Daya Tarik Wisata di Desa Sungai
Kakap sangatlah berperan untuk membantu pemerintah terutama Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan, dimana Pokdarwis tersebut merupakan ikatan atau
kumpulan sebagai wadah komunikasi yang diinisiasi dan diprakarsi Pemerintah
dengan tujuan mendatangkan wisatawan asing dan Lokal ke Kabupaten Kubu Raya
sebagai tujuan wisata dan guna mewujudkan Kabupaten Kubu Raya Terdepan dan
Berkualitas.
PROFIL
DESA
A.
Sejarah Desa
Sejarah Historis, Nama Desa Sungai Kakap diambil dari nama ikan
yaitu ikan kakap, menurut berbagai sumber yang ada, ketika Sultan Syarif
Abdurrahman Al-Qadrie memerintahkan para tentaranya untuk mengawasi aktivitas
para penyamun di tanjung salai (yang sekarang dikenal dengan Tanjung Saleh)
selama pengawasan itu, para tentara yang diutus untuk mengawasi mengisi waktu
luang dengan sambil memancing, ketika memancing itulah mereka sehari-hari
mendapatkan ikan kakap untuk menjadi lauk pauk mereka. Hingga saat ini Desa
Sungai Kakap merupakan Desa yang diperkirakan sudah ada pada abad ke-17
dari dahulunya Desa Sungai Kakap merupakan desa pertanian dan perikanan. Secara
Geografis Desa Sungai Kakap terletak pada 0° 3'2.49"S dan
0° 3'59.67"S.dengan elevasi meter dari permukaan laut.
B. Demografi
Wilayah Desa
Sungai Kakap dilintasi garis khatulistiwa yang beriklim tropis, Terletak pada
ketinggian 0,1 sampan 1, 5 Meter dari permukaan laut dengan suhu rata-rata
32oC , dengan iklim dua musim yaitu musim hujan dan kemarau.
Adapun batas
wilayah desa Sungai Kakap sebelah timur berbataskan dengan Desa Pal IX, Sebelah
barat Desa Tanjung Saleh, Sebelah utara dengan Desa Sungai Itik dan selatan
dengan Desa Sungai Belidak. Luas Wilayah 2.862 Ha, dengan sebagian besar
wilayahnya 17 % yang belum diolah. 16 % diigunakan untuk pemukiman dan 67 %
untuk perkebunan Pertanian.
Jumlah penduduk
berjumlah 11.749 jiwa dengan pembagian 5.875 jiwa merupakan laki-laki dan
5.874 jiwa merupakan perempuan dengan jumlah KK sebanyak 2.575 KK, Sex Rasio
100, dengan Kepadatan Penduduk 420/KM2.(Sumber BPS Kubu Raya 2014).
C. Keadaan Sosial
Penduduk Desa Sungai Kakap (53%) merupakan Suku Melayu, 4% suku
Madura, 23% suku Jawa, 9% suku Tiong Hoa, 8% Suku Bugis dan 3% Campuran.
Adapun penganut agama sebagian besar (91 %) adalah penganut agama Islam,0,5%
Kristen, dan 8,5 % agama Budha.
Untuk tingkat pendidikan masyarakat Desa Sungai Kakap, 23,99 %
belum selesai pendidikan wajib 9 tahun (SD dan SMP), Tamat SMP 32,43%, Tamat
SMA 16,76,% Perguruan Tinggi 4,82 %, Tidak Tamat/Tamat SD 13,34%, belum sekolah
8,66% .Untuk Budaya, banyak dipengaruhi budaya Islam karena masih kentalnya
adat-istiadat yang dianut masyarakatnya. Untuk politik, masih sedikit warga
yang terlibat aktif dalam partai politik walaupun sudah ada
Komisariat-komisariat partai politik di Sungai Kakap
D.
Keadaan Ekonomi
Sebagai desa pesisir, Sungai Kakap sebagian besar perekonomian
masyarakatnya bertumpu pada sektor Pertanian dan perikanan. Terdapat 60%
penduduk bermata pencaharian sebagai petani nelayan, 32 % di berbagai
sektor (Karyawan, Pedagang, PNS) dan 8 % sisanya tidak
menetap/ pengangguran. Desa Sungai Kakap sudah memiliki 2 Kantor Bank,1 Kantor
Credit Union, 1 Kantor BMT. Untuk pasar desa sudah ada, 1 terminal oplet dan
steigher Motor Air Angkutan Lintas Desa, untuk kaum perempuan, sudah banyak
Kelompok perempuan yang bergerak dibidang usaha kecil / ekonomi rumah tangga.
E. Kondisi Sarana Prasarana
Pedukung
Desa Sungai Kakap merupakan Desa dengan jumlah peduduk ke-3
terbesar setelah Desa Pal 9 dan Desa Sungai Rengas, merupakan Ibukota Kecamatan
yang menjadi sentral pemerintahan dan pelayanan masyarakat, tentu sebagai
ibukota kecamatan, Desa Sungai Sungai dengan segala Potensi yang
dimiliki, memberikan kontribusi besar dalam peningkatan dan pendapatan
pemerintah daerah, terlebih lagi secara geografis Desa sungai kakap berada
dekat sekali dengan sungai dalam arti desa sungai merupakan desa yang berada didaerah
pesisir. Adapun sarana-prasana pendukung yang dimiliki antara lain
1. Pasar
2. Restaurant 4 lokasi
3. Rumah Makan Tradisional 14 lokasi
4. Kafe 1 lokasi
5. Terminal Angkutan 1 lokasi
6. Dermaga 1 Lokasi
7. Steigher Penumpang 1 Buah
8. Stansiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan 2
Lakosi
9. Tokoh Cindramata 1 Lokasi
Keberadaan sarana prasarana tersebut merupakan pendukung dalam
rangka menjadikan Desa Sungai Kakap sebagai Desa Wisata.
F.
Kondisi Pemerintahan Desa
Desa Sungai Kakap terbagi menjadi 5 Dusun, yaitu : Dusun Nirwana,
Merpati, Merak, Garuda dan Cendrawasih. Dusun Cendrawasih merupakan Dusun yg
paling terluas karena memiliki luas wilayah 30,36 % dari luas Desa yang terdiri
dari 3 RW dan 15 RT dengan jumlah penduduk 2.531 jiwa sedangkan Dusun Nirwana
terbesar dengan jumlah penduduk terpadat 4.583 jiwa yang terdiri atas 5 RW dan
18 RT dengan luas 17,11 % dari luas desa. Dusun Merpati luasnya meliputi 11,24
% luas Desa dengan jumlah penduduk 1.389 jiwa terdiri atas 2 RW dan 8 RT,
Dusun Merak memiliki luas wilayah 22,18 % dengan berpenduduk 1.972 jiwa terdiri
atas 2 RW dan 10 RT. Dusun Garuda memliki luas 19,11 %wilayah
dengan jumlah penduduk 1.274 jiwa terdiri dari 2 RW dan 5 RT.
DESTINASI WISATA
A. Event Years ( Ritual Adat –Robo
– Robo )
Acara ini adalah acara adat budaya yang diikuti dan dilaksanakan
oleh seluruh masyarakat tanpa membedakan agama, suku bangsa dan ras. Nama
Robo'-robo' diambil dari nama hari yaitu Rabu. Ritual Robo'-robo ini
diselenggarkan pada setiap hari rabu terakhir pada setiap bulan safar dalam
kalender tahun hijriah.Mengingat pada hari dan bulan sama dimana Para Nabi
mendapatkan ujian yang besar terhadap pengikutnya,Contoh : Nabi yunus yang
ditelan oleh ikan besar, Bencan banjir Nabi Nuh, Nabi Musa membawa pengikutnya
menyeberangi lautan beserta pengikutnya.
Robo’ – Robo Juga merupakan ungkapan rasa Syukur
masyarakat pesisir Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil laut yang melimpah dan
media untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terhindar dari marabahaya
dan bala’ bencana. Mengingat pada hari dan bulan
B.
Wisata Religi
Xiao Yi Shen Tang (Hanzi=孝意神堂) atau Klenteng Dharma Bakti adalah sebuah kelenteng
terapung di tengah laut jauh dari daratan dan tidak ada bangunan di
sekelilingnya, sekitar tiga kilometer dari darat merupakan tempat
sembayang orang Tao di Sungai Kakap dan klenteng satu-satunya yang ada didunia
berada di tengah laut. Warga juga menyebutnya Kelenteng Xiao Yi Shen Tang
dengan sebutan Klenteng Timbul atau Pekong Laut. Klenteng Laut
dahulu adalah Jermal Udang yang hanya berupa pek kong, namun pada
perkembangannya pada tahun 1969 , ummat tao yang ada dipesisir Sungai Kakap
secara bergotong royong merombak pek kong menjadi sebuah klenteng.Selain tempat
ibadah dan wisata Pekong ini juga di pergunakan sebagai tempat penerangan bagi
nelayan yang sedang mencari ikan saat malam hari.
C. Wisata Alam
Sepanjang pantai pesisr muara sungai Kakap adalah Hutan Mangrove
yang masih asri dan terjaga dengan baik terdapat berbagai jenis Flora dan Fauna
disepanjang kawasan tersebut seperti Bakau, Nipah, Api – Api, beberapa hewan
langka seperti Bekantan, Monyet, Lutung, Buaya, Rusa, berbagai jenis burung dan
hewan – hewan lainya. Dikelilingi oleh banyak anak sungai dan selat yang
merupakan titik ( spot ) lokasi pemancingan udang galah yang banyak dikunjungi
pada saat liburan.
D.
Wisata Kuliner
Desa Sungi Kakap terkenal dengan wisata kulinernya, banyak terdapat
restoran sea food yang menawarkan kelezatan makan olahan dari hasil laut,
dengan suasana khas muara sungai yang menghadap kelaut. Beberapa restoran yang
terkenal adalah seperti Restoran Terapung, Restoran Pantai Indah Kakap,
Restoran Pondok Seafood dll.
PENUTUP
Masih banyak potensi lainnya yang ada di Desa Sungai kakap yang
dapat dipoles menjadi pusat kunjungan wisatawan seperti lahan pertanian yang
luas, pusat
pendaratan dan pengolahan ikan dan hasil laut lainnya. Serta sungai yang panjang
sebagai pusat kegiatan
Budidaya Ikan, Lapangan sepak bola yang cukup representative untuk sebuah
event atau pertunjukan, beberapa lokasi makam bersejarah seperti, makam kubur
kuning ( makam Daeng Petalaubeng ), makam Tua Benteng Laut salah satu guru dari
H. Ismail Mundu yang bernama H.Abdul Ibnu Salam (Seorang Hafiz Qur'an) dimakamkan disana dan makam tua lainnya. Untuk menghasilkan
upaya yang sinergis dalam rangka mengaktualisasikan Desa Wisata dan Masyarakat
sadar wisata, diperlukan diperlukan landasan pembangunan yang kokoh, tangguh,
dam efesien dalam keterpaduan dan kesatuan persepsi dari perencanaan sampai
aspek pelaksanaannya, baik secara vertical (Pusat dan Daerah) maupun secara
horizontal (lintas sector dan stakeholder) termasuk masyarakat dan dunia usaha.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
PESONA BAHARI
Desa Sungai Kakap
ConversionConversion EmoticonEmoticon