This is the head of your page.
Example HTML page
This is the body of your page.
(2) RITUAL KEAGAMAAN DAN ADA ISTIADAT
Secara peradaban tentu harus ada manusianya dulu baru adat dan istiadat itu terlaksana.
Berkaitan
dengan sejarah Desa Sungai Kakap kenapa adanya migrasi penduduk mulai menetap disungai
kakap ini,mengingat dari asal muasal mereka dari berbagai macam suku,
dari melayu, bugis dan etnis tiong hoa, beragam pula ritual keagamaan
dan ada istiadat juga melekat pada diri mereka dan di bawa ketempat
dimana mereka tinggal. Namun yang lebih banyak kita jumpai dan sering
didengar dan selenggarakan adalah Ritual "Robo-robo".
Kenapa
robo-robo ini lebih menonjol di Desa Sungai kakap , ini dikarenakan penyelenggaraannya diadakan secara besar-besaran, tidak
semua tempat bahkan di kalimantan barat ini hanya dua tempat yang terkenal dari
dahulu,
yaitu kuala mempawah dan Kuala Kakap.
Prosesi Tolak Bala' |
Robo-robo ini berasal dari nama hari yaitu rabu ( Rabu berasal dari bahasa arab yaitu Ar-bia' /Raba'a)
dan selenggarakan pada hari rabu minggu terakhir dalam sapar (bulan dalam kalender arab)
Sejarah
ritual robo-robo' ini bermula dari cerita turun temurun dan sudah
menyadi keyakinan terutama ummat islam ,bahwa pada bulan safar dan hari
rabu itulah, dimana para nabi mendapatkan musibah atau ujian dari Allah
SWT yang berkaitan dengan laut/air. Contohnya : Nabi yunus ditelan ikan,
Nabi Musa membawa ummatnya menyebrang lautan, Banjir Bah Nabi Nuh, dll.
Selain itu bulan syafar juga banyak peristiwa yang terjadi yang
berkaitan dengan islam dan perkembangannya.
Catatan
* (bulan dan hari arab ini sudah ada dalam budaya bangsa arab pada
zaman kenabian namun belum ada angka, hanya berdasar peristiwa, seperti :
tahun gajah dst.)
Pada dasarnya Tradisi dan penyelanggaraan seperti Robo'-robo ini juga dilaksanakan hal serupa di banyak tempat di Indonesia. Namun dengan sebutan berbeda-beda contoh :Uroe Rabu Abeeh (Aceh), Rabu Capuk (Riau),Rabu Wekasan (Jawa), Sidekah Ketupat (Cilacap),Rebo Pungkasan (Jogyakarta), Ngirap (Cirebon), Safaran (beberapa daerah di Indonesia) dan lain-lain.
Pada dasarnya Tradisi dan penyelanggaraan seperti Robo'-robo ini juga dilaksanakan hal serupa di banyak tempat di Indonesia. Namun dengan sebutan berbeda-beda contoh :Uroe Rabu Abeeh (Aceh), Rabu Capuk (Riau),Rabu Wekasan (Jawa), Sidekah Ketupat (Cilacap),Rebo Pungkasan (Jogyakarta), Ngirap (Cirebon), Safaran (beberapa daerah di Indonesia) dan lain-lain.
Disini akan saya bahas sebelum muncul sebutan "Robo-Robo". Yaitu asal mula tolak bala bulan safar.
Acara Do'a Selamat |
أَنَّهُ يَنْزِلُ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ ثَلاَثُمِائَةِ اَلْفٍ
وَعِشْرِيْنَ أَلَفًا مِنَ الْبَلِيَّاتِ وَكُلُّهَا فَيْ يَوْمِ
الْأَرْبِعَاءِ الْأَخِرَةِ مِنْ شَهْرِ صَفَرِ فَيَكُوْنُ ذَلِكَ
الْيَوْمُ أَصْعَبُ أَيِّمِ تِلْكَ السَّنَةِ، فَمَنْ صَلَّى فِيْ ذَلِكَ
الْيَوْمِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرُأُ فِيْ كُلِّ مِنْهَا بَعْدَ
الْفَاتِحَةِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ سَبْعَةَ عَشَرَ
وَالْإِخْلاَصَ خَمْسَ مَرَّاتٍ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ مَرَّاةً وِيَدْعُوْ
بِهَذَا الدُّعَاءِ حَفَظَهُ االلهُ تَعَالَى بِكَرَمِهِ مِنْ جَمِيْعِ
الْبَلاَيَا الَّتِيْ تَنْزِلُ فِيْ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَمْ تُحْمَ
حَوْلَهُ بَلِيَّةٌ مِنْ تِلْكَ الْبَلاَيَا إِلَى تَمَام السَّنَةِ.
Artinya: “Sesungguhnya dalam setiap tahun diturunkan sekitar
320.000 macam bala’ yang semuanya ditimpakan pada hari rabu akhir bulan
Safar. Maka hari itu adalah hari tersulit dalam tahun itu. Barang siapa
shalat empat rakaat pada hari itu, dengan membaca di masing-masing
rakaatnya setelah Al-Fatihah yakni surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5
kali, mu’awwidzatain masing-masing satu kali dan berdoa –do’anya Insya Allah akan disebutkan setelah ini–,
maka dengan sifat karomnya Allah, Allah akan menjaganya dari semua
bala’ yang turun pada hari itu dan di sekelilingnya akan terhindar dari
bala’ tersebut sampai genap setahun” .Adapun cara pelaksanaan shalat sunnah ini sama dengan shalat-shalat sunnah pada umumnya. Namun yang membedakannya adalah, setiap habis membaca surat Al-Fatihah pada masing-masing rakaatnya membaca: Surat Al-Kautsar 17 kali, Surat Al-Ikhlas 5 kali, Surat Al-Falaq dan surat An-Naas masing-masing satu kali.
Adapun doa yang dibaca setelah selesai shalat lidaf’il bala’ seperti berikut:
بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى
سَيِّدِنَا محمَّدٍ وَّ عَلَى ألهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. نَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ القَيُّوْمُ
وَنَتُوْبُ إلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لاَيَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًا
وَلاَ نَفْعًا وَلاَ حَيَاةً وَلاَ مَوْتًا وَلاَ نُشُوْرًا. اللَّهُمَّ
صَلِّيْ عَلَى سَيِّدِنَا محمَّدٍ. وَادْفَعْنَا مِنَ الْبَلاَءِ
الْمُبْرَامِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اللَّهُمَّ إِنَّا
نَعُوْدُ بِكَلِمَاتِ التَّآمَّاتِ كُلِّهَا مِنَ الرَّيْحِ الْأَحْمَرِ
وَمِنَ الدَّآءِ الْأَكْبَرِ فِيْ نَفْسِنَا وَدَمِّنَا وِلحمِنَا
وَعَظْمِنَا وَجُلُوْدِنَا وَعُرُوْقِنَا. سُبْحَانَكَ إِذَا قَضَيْتَ
مَرًّا أَنْ يَقُوْلَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ. الله أَكْبَرُ بِرَحْمَتِكَ
يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ ٣X.
اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقَوِيَّ وَيَا شَدِيْدَ
الْمَحَالِ يَا عَزِيْزُ يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جمِيْعَ خَلْقِكَ
يَا مُحِسِنُ يَا مُجْمِلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا
مَنْ لآاِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ارْحَمْنَا بِرَحْمًتِكَ يَا أرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَاَخِيْهَا وَجَدِّهَا
وَاَبِيْهِ وَاُمِّهِ وَبَنِيْهِ اكْفِنَا شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا
يَنْزِلُ فِيْهِ يَاكَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَادَافِعَ الْبَلِيَّاتِ
فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ وَحَسْبُنَا
اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِا اللهِ
الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَ صَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّ
عَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. آمين.
Setelah pelaksanaan shalat berakhir, biasanya diadakan shodaqohan
sekadarnya seperti halnya kenduri yang diawali dengan membaca doa
tahlil, kemudian dilanjutkan dengan ceramah atau mauidhah hasanah
secukupnya, yang selanjutnya acara tersebut diakhiri dengan makan
bersama. Setelah itu, para jamaah dipersilakan mengambil air barokah
yang sudah dipersiapkan oleh panitia sebelumnya. Para jamaah pun bisa
langsung meminumnya di tempat, atau boleh juga dibawa pulang untuk
diminum bersama keluarga di rumah.(https://irfanyudhistira.wordpress.com/2012/06/01/shalat-lidafil-bala-tradisi-islam-di-bulan-safar-warisan-para-ahli-sufiyah/).Namun dalam perjalanan cara penyelenggaran tolak bala ini, mengalami proses asimilasi menyesuaikan dengan adat istiadat masyarakat setempat.
Sultan Sy. Muhammad Al-Qadrie |
Sebelum ritual robo'-robo' ini dilaksanakan di kuala kakap (pada tahun 1978), pada dahulunya Ritual Robo'-Robo' ini dilaksanakan masyarakat di laut tepatnya di Pulau Taik Minyak (pulau kecil yang berada antara Tanjung Taleh dan sungai Kakap) dengan menggunakan sampan sebagai alat transportasi jaman dahulu. Setelah selesai ritual robo'-robo' (selesai membaca do'a selamat) masyarakat yang hadir langsung menceburkan diri ke sungai untuk mandi-mandi. Ketika Robo'-robo masih dilaksanakan di laut Para Sultan Pontianak mulai dari Sultan Syarif Abdurahman dan Sultan Sy. Muhammad Al-Qadrie (Masih Muda) pernah datang berserta rombongan kerajaan ikut menghadiri juga, bahkan kehadiran para raja, pada setiap diselenggarakannya robo'-robo' ini berlanjut hingga sekarang.
Menurut cerita beberapa tokoh agama Sungai Kakap ,dahulunya acara itu adalah acara tolak balak yang diadakan pada bulan safar. Sebutan acara tolak bala' itu berubah menjadi robo'-robo' ketika ada peristiwa jembatan roboh (ambruk) di dekat kuala mempawah.Peristiwa robohnya jembatan dikuala mempawah itu menjadi bagian dari kombinasi penyebutan Robo'-robo' hingga yang kita dengar saat ini.(dengan logat tekanan suara oleh orang melayu) seperti, tidur=tido', dapur=dapo', dll. ditambah lagi pelaksanaan pada hari Rabu.
Inti
dari diselenggarakannya
ritual robo-robo ini adalah masyarakat yang tinggal khususnya di
kawasan pesisir pantai memanjatkan syukur atas hasil alam yang diperoleh
serta
meminta ampun dan pertolongan kepada Allah SWT, agar apa yang pernah dan
telah menimpa nabi pada zaman dahulu tidak menimpa mereka yang berada
dipinggir/ dekat laut.
Dari semua cerita robo-robo tersebut pada
hakikatnya, tidak hari dan bulan yang buruk atau sial, yang menjadi
anggapan orang kebanyakan. (allahu'alam)
1 comments:
Click here for commentsTulisannya sangat menginspirasi untuk penulisan materi khutbah jumat bulan safar
ConversionConversion EmoticonEmoticon